Pages

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 31 Oktober 2015

Sejarah Desa Ngarum


Desa Ngarum secara administrasi terletak di wilayah Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Desa Ngarum berada di jalur utama Jl. Raya Sragen-Sambirejo. Lalu lintas kendaraan di jalur itu hampir tak pernah sepi karena menjadi jalur alternatif ke Ngargoyoso, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dan Ngawi hingga Madiun Jawa Timur.
Nama “Ngarum” berarti diambil dari bau harum bunga. Nama itu ternyata berkaitan erat dengan kerajaan Islam pertama dan terbesar di Jawa, yakni Kerajaan Demak. Pembina masyarakat di RT 004 Dukuh/Desa Ngarum, Simun Dwija Pangripta, menyampaikan sejarah nama Ngarum itu, Sabtu (24/10/2015).
Kisah terbentuknya Desa Ngarum ini dimulai sekitar abad ke-15. Simun menceritakan terbentuknya Desa Ngarum dimulai dari pelarian salah seorang kerabat Keraton Demak yang melakukan pelarian ke Gunung Lawu. Kepergiannya membuat geger kesultanan hingga akhirnya ia dijemput paksa dari Lawu dan diajak kembali pulang.
Kegiatan penjemputan kerabat keraton tersebut dipimpin oleh seorang patih bernama Ki Ageng Arum. Dalam perjalanan, ketika sampai di tengah hutan belantara, Ki Ageng Arum sakit dan meninggal dunia. Jasadnya kemudian dikuburkan di tengah-tengah hutan tersebut.
Hutan yang menjadi rute penjemputan dan tempat dikuburkannya Ki Ageng Arum itu kemudian diberi nama Desa Ngarum dan dikenal hingga sekarang. Layaknya perdesaan lain, Ngarum tak lagi berbentuk hutan belantara. Daerah seluas 452,8420 Ha ini sudah dihuni ribuan penduduk. Ada sekitar 5.125 penduduk yang terbagi dalam 31 RT.
Masyarakat Ngarum rata-rata berprofesi sebagai petani. Menurut Simun, pembangunan infrastruktur daerah tersebut juga cukup baik. “Ya kalau sekarang sudah tidak ada jejak hutannya. Sudah jadi desa yang ramai,” ceritanya.
Kisah yang diceritakan oleh leluhurnya itu bukan tanpa bukti. Petilasan berupa kuburan Ki Ageng Arum masih ada hingga sekarang. Kuburan Ki Ageng Arum ditandai dengan tumpukan-tumpukan batu besar dan dua pohon besar yang tumbuh sejak puluhan tahun lalu.
Menurut Simun, kuburan yang lokasinya di dekat sawah itu sering digunakan sebagai lokasi tasyakuran masyarakat Dukuh Ngarum, Desa Ngarum, sebelum dan sehabis panen raya. Biasanya tasyakuran dilakukan setahun sekali setiap malam Jumat pon seusai panen.
“Hanya sebagai pengingat tradisi dan syukuran bersama karena panen raya. Makan bersama lah,” kata dia.

Sumber: Solopos.com