Program pembangunan
desa ditargetkan bias meningkat dengan adanya alokasi dana desa. Program perdana yang digulirkan pemerintah pada 2015 itu
ternyata tidak semulus perencanaannya. Banyak faktor yang menghambat penyerapan
dana desa itu sehingga tersendat.
Ketua Dewan Pembina Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia
(APDESI), Budiman Sudjatmiko, menyebut ada banyak faktor yang membuat
penyaluran dana desa tersendat. Padahal, dana desa sangat diperlukan untuk
pemberdayaan desa.
Dari sekian banyak alasan, Budiman mengatakan, masalah paling
mendasar tersendatnya penyaluran dana desa terletak pada soal teknis yang
diributkan pemerintah pusat. Padahal, baik APDESI maupun Asosiasi Pemerintah
Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) sudah melakukan pendampingan dan
peningkatan kemampuan aparatur desa untuk mempercepat penyaluran dan penggunaan
dana desa.
"Tersendatnya penyaluran dana desa ini bikin daya serap
anggaran jadi rendah. Dampaknya, perekonomian masyarakat di tingkat desa jadi
lemah dan program-program pembangunan desa jadi tersendat," kata Budiman
di kantor APKASI Jakarta Pusat, Rabu (9/9/2015).
Ia pun mendesak pemerintah memberikan dukungan maksimal
kepada pemerintah daerah agar dapat segera menyalurkan dana desa. Pemerintah
pusat harus meyakinkan pemerintah daerah bahwa penerbitan surat keputusan
bersama bukan ancaman.
"Jangan dipikirkan bahwa ini ancaman untuk Pemda, justru
ini sebagai sinergi agar penyerapan dana desa bisa berjalan lancar dan tepat
sasaran. Kalau pemerintah masih ragu, mintalah sama presiden buat Inpres biar
penyaluran dan penggunaan dana desa itu bisa dipercepat," jelasnya.\
Sebelumnya, pemerintah pusat akan menerbitkan surat keputusan
bersama (SKB) Menteri Keuangan, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi serta Kementerian Keuangan. SKB ditujukan untuk memotong birokrasi
di desa. SKB berisi tata cara penyaluran dana desa dan prioritas penggunaan
dana desa.(ok)
Sumber: http://news.metrotvnews.com/
0 komentar
Posting Komentar